Demensia
- Voga Care
- 3 Feb
- 5 menit membaca

Demensia adalah gangguan kesehatan yang menurunkan daya ingat dan kemampuan berpikir logis. Kondisi ini bisa berdampak buruk pada aktivitas sehari-hari dan interaksi sosial penderitanya.
Jenis demensia yang paling sering terjadi adalah penyakit Alzheimer dan demensia vaskular. Penyakit Alzheimer terjadi akibat penumpukan protein abnormal di otak yang mengganggu fungsi sel saraf. Sementara itu, demensia vaskular adalah jenis demensia akibat gangguan pada pembuluh darah otak.
Banyak orang menganggap demensia sebagai kondisi yang terjadi secara alami bersama penuaan. Faktanya, demensia merupakan gangguan fungsi otak, bukan proses penuaan normal. Pikun memang wajar terjadi seiring bertambahnya usia, sedangkan demensia menyebabkan gangguan yang lebih parah dari sekadar mudah lupa.
Jenis dan Penyebab Demensia
Demensia disebabkan oleh kerusakan pada sel saraf dan pembuluh darah di otak sehingga otak tidak dapat berfungsi dengan baik.
Berdasarkan perubahan yang terjadi, ada beberapa jenis demensia, yaitu:
Penyakit Alzheimer, yaitu jenis demensia yang disebabkan oleh penumpukan protein di otak yang mengganggu fungsi sel-sel saraf
Demensia vaskular, kondisi ini terjadi saat sel-sel otak kekurangan darah dan oksigen akibat penyempitan pembuluh darah di otak
Demensia dengan lewy body, kondisi ini terjadi saat ada gumpalan protein yang merusak sel saraf di dalam otak, yang disebut dengan lewy body
Demensia frontotemporal, yaitu demensia yang disebabkan oleh kerusakan sel saraf di bagian depan (frontal) dan samping (temporal) otak
Demensia campuran, yaitu kondisi di mana seseorang menderita dua atau lebih jenis demensia, misalnya demensia akibat penyakit Alzheimer dan demensia vaskular
Selain karena gangguan pada saraf dan pembuluh darah di otak, demensia juga bisa disebabkan oleh penyebab lain. Berikut adalah beberapa penyebab lain dari demensia:
Kelainan sistem imun
Kelainan metabolisme atau endrokrin
Kekurangan vitamin dan mineral tertentu, seperti kekurangan vitamin B1
Subdural hematoma
Efek samping obat, seperti obat penenang dan obat pereda nyeri
Faktor risiko demensia
Risiko terkena demensia bisa meningkat karena faktor kebiasaan hidup yang kurang sehat ,atau melemahnya otak akibat bertambahnya usia. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya demensia adalah:
Riwayat demensia dalam keluarga
Pola makan tidak sehat
Jarang berolahraga
Kebiasaan merokok
Paparan logam berat dalam jangka panjang, seperti merkuri atau arsen,
Selain faktor risiko di atas, ada beberapa penyakit yang bisa meningkatkan risiko demensia, yaitu:
Depresi
Obesitas
Kolesterol tinggi
Hipertensi
Diabetes
Gejala Demensia
Gejala demensia meliputi penurunan daya ingat dan perubahan dalam cara berpikir, berbicara, atau beraktivitas. Tergantung pada tingkat keparahannya, demensia bisa menimbulkan gejala yang berbeda pada setiap penderitanya.
Berikut adalah gejala yang muncul pada demensia berdasarkan tingkat keparahannya:
Tahap awal
Pada tahap awal, demensia masih menimbulkan gejala ringan dan belum begitu mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya. Gejala yang muncul antara lain:
Mudah lupa
Sulit menemukan kata yang tepat saat berbicara
Sering mengulang aktivitas yang sama tanpa disadari
Mulai kesulitan melakukan aktivitas yang biasa dilakukan
Mulai tersasar di tempat yang sering dilewati
Tahap menengah
Gejala demensia pada tahap menengah mulai menyebabkan penderitanya kesulitan untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Beberapa gejala yang dapat muncul adalah:
Kesulitan melakukan aktivitas dasar sehari-hari, seperti berpakaian, makan, dan mandi, secara mandiri
Mudah melupakan informasi yang baru diketahui
Sering melupakan nama keluarga atau teman terdekat
Sulit untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah
Sering tersasar
Sering mengulang pembicaraan
Melupakan kenangan masa lalu
Tahap akhir
Pada demensia tahap akhir, penderita sudah mengalami demensia berat sehingga ia tidak dapat hidup mandiri. Berikut adalah beberapa gejala yang dapat muncul:
Tidak mampu berjalan atau duduk
Tidak mengenali anggota keluarga
Sudah tidak memahami bahasa
Kapan harus ke dokter
Demensia yang dideteksi sejak dini memungkinkan penanganan yang lebih cepat sehingga bisa memperlambat perkembangan gejala dan menjaga kualitas hidup penderitanya.
Jika Anda atau keluarga mengalami gejala awal demensia, terlebih jika memiliki faktor risikonya, disarankan untuk berkonsultasi secara online lewat Chat Bersama Dokter agar bisa mendapat saran dan langkah yang sesuai.
Namun, jika sudah terjadi penurunan kemampuan berpikir dan mengingat yang parah, penderita harus segera mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut di rumah sakit.
Diagnosis Demensia
Dokter akan bertanya kepada pasien terkait gejala yang dialami dan dampaknya pada aktivitas sehari-hari. Dokter juga akan menanyakan riwayat demensia atau kondisi lain pada pasien dan keluarganya.
Dokter juga bisa melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:
Pemeriksaan kognitif, untuk memeriksa kemampuan berpikir logis, mengingat, dan berbahasa
Pemeriksaan saraf, untuk melihat keseimbangan, refleks, dan kemampuan indera
Tes darah, untuk melihat apakah ada kekurangan nutrisi, gangguan tiroid, dan penyakit Alzheimer
Pemindaian otak dengan CT scan atau MRI, untuk mendeteksi penyakit lain pada otak, seperti stroke atau tumor, yang juga dapat menyebabkan gejala demensia
Pengobatan Demensia
Pengobatan demensia bertujuan untuk membantu penderita beradaptasi dengan kondisinya, menghambat perburukan gejala, dan menghindari komplikasi. Berikut adalah metode pengobatan yang dapat dilakukan:
Terapi khusus
Beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk menangani gejala dan perilaku yang muncul akibat demensia adalah:
Terapi stimulasi kognitif, untuk merangsang daya ingat, serta meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berbahasa, melalui kegiatan kelompok atau olahraga.
Terapi okupasi, untuk mengajarkan pasien cara melakukan aktivitas sehari-hari dan cara mengontrol emosi
Terapi mengingat, untuk membantu pasien mengingat riwayat hidupnya, seperti kampung halaman, masa sekolah, pekerjaan, dan hobi
Dukungan keluarga
Selain terapi di atas, diperlukan dukungan dari keluarga atau kerabat agar demensia tidak memburuk. Upaya yang dapat dilakukan oleh keluarga antara lain:
Menggunakan kalimat yang singkat dan jelas, isyarat, dan kontak mata untuk memudahkan komunikasi dengan pasien
Mengajak penderita melakukan olahraga yang dapat meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan kesehatan jantung
Melakukan aktivitas yang menyenangkan bersama penderita, seperti melukis, memasak, berkebun, atau bermain musik
Menciptakan kebiasaan sebelum penderita tidur, misalnya tidak menonton televisi dan menghidupkan lampu rumah
Membuat agenda sebagai alat bantu mengingat acara, aktivitas, serta jadwal pengobatan yang harus dilakukan penderita
Berkonsultasi dengan dokter terkait metode pengobatan selanjutnya yang harus dijalani penderita
Obat-obatan
Di samping terapi, dokter juga dapat meresepkan beberapa jenis obat di bawah ini untuk pasien:
Acetylcholinesterase inhibitors
Prosedur operasi
Demensia yang disebabkan oleh tumor otak, cedera otak, atau hidrosefalus, dapat ditangani dengan operasi. Tindakan operasi dapat membantu memulihkan gejala jika belum terjadi kerusakan permanen pada otak.
Meski ada sejumlah terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi demensia, sebagian besar penderita penyakit ini tidak sembuh sepenuhnya. Namun, pengobatan tetap harus dilakukan untuk meredakan gejala yang muncul dan menghindari komplikasi.
Komplikasi Demensia
Penurunan pada daya ingat dan kemampuan berpikir dapat menandakan penurunan fungsi otak. Karena otak berperan untuk mengatur semua fungsi tubuh, penurunan pada fungsinya dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat demensia meliputi:
Dehidrasi dan kekurangan nutrisi, karena sering lupa makan dan minum
Mudah terjatuh saat berjalan
Gagal ginjal
Pencegahan Demensia
Sampai saat ini, belum ada cara pasti untuk mencegah demensia. Namun, menjaga kesehatan dan fungsi otak diketahui dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit ini. Beberapa kebiasaan yang dapat diterapkan untuk mencegah demensia adalah:
Tidur cukup setiap malam
Berolahraga secara teratur dan menjaga berat badan ideal
Menerapkan pola makan sehat, terutama yang kaya akan antioksidan dan omega-3
Membatasi konsumsi minuman beralkohol
Melatih otak secara berkala, misalnya dengan rajin membaca atau bermain catur
Menjaga hubungan sosial dan memperbanyak interaksi dengan orang lain
Menghindari stres berlebihan
Menjaga tekanan darah, kadar gula, dan kolesterol dalam batas normal dan memeriksakannya secara rutin
Sumber: www.alodokter.com
Comments